G. MENDAPO SELEMAN
206. Pecah-pecahan daun lontar bertulisan Jawa Lama.
Sudah diperiksa gambarnya (gambar tangan) oleh tuan Dr. Poerbatjaraka, tetapi tidak dapat disalin karena terlalu pecah-pecah.
207. Surat-bertulisan Melayu pada kertas.
Gambar (No. B 56) kurang terang. Bunyinya menurut salinan guru Abdulhamid dari pada surat asli: Cap tidak terbaca.
Itulah jejakan kalam. Terbit dari bawah duli Sultan Taha dengan izin suma bakti2 dijunjungkan kepada dipati-dipati empat serta dengan dipati tiga helai kain.
Kemudian dari pada itu oleh karena………….kepada segala kami…….miukrar salin aku kepada……………………dengan duli Sultan……………..kepada dipati empat serta dengan piati tiga helai kain…………..hendak bengkawikan anak baginda Pangeran Dipati hendak bersula beramai dengan segala hamba ra’yat baginda, hendaklah kamu sekian2 hilir dengan adat segala permainan kamu dan oleh karena kebesaran duli Sultan jelakati yang kamu hilangkan itu ilir kini kamu mengadap ke bawah duli Sultan jangan kamu takut dan duli Sultan, mintak salinan tiga pada segala kamu dan mintak unjung yang banyak kepada sekalian kamu dan mintak carikan jualan gadang dengan mintak carikan jualan sando. Tammat assalam.
208. Surat bertulisan Melayu pada kertas.
Gambarnya (No. B 56) kurang terang. Bunyinya menurut salinan guru Abdulhamid daripada surat asli: Cap tidak terbaca.
Terbit dari bawah duli Sultan kepada lur…………..seca negara……………..itu dari Sultan tahukan terbitnyalah oleh lurah dengan canang…………………kan pada si kanak2 karena kepetan itu hendak pulang segeralah kata bayar. Tammat. (Sebelah belakang ada doa bahasa ‘Arab).
209. Sehelai kulit terap bertulisan ‘Arab dan rajah-rajah.
Gambarnya (no. B 56 dan 57) kurang terang; surat aslipun kurang terang karena sudah cabik-cabik.
210. Kertas dua lembar
Kertas dua lembar dengan cap Pangeran. Yaitu dua cap Pangeran Suta Wijaya, satu Cap Pangeran Sukarta Mangku Kuto dalam Jambi, satu cap tidak terbaca. Lihat gambar No. B 56.
211. Tanduk bertulisan Melayu
(1) kauluhu lhakk…………………datuk yang……..inilah tamba datuk yang batigo datang daripada………mpat depati yang berenam serta………………..
(2) Bismillahi rrahmani rahim
(3) Inilah tambo datuk yang keluar daripada piagam datang daripada……….depati yang berenam dengan air dengan tanahnya dengan karang dengan setianya dengan gendang………………
(4) manalah biding tepinya pertama dari hulu kindang(?) naik di gunung gedang turun ke bukit gaung rimau becerailah dengan petinggi (airnya?)
(5) daripada bukit gaung rimau lalu kepada muara kebe’ dari mura kebe’ lalu ke muara pa( )jun dari muara pajun lalu kepada suli putih bertemu dengan muara ampang gumi pada (itu? atau air?) bertumbuk
(6) tiga seliring dengan pemangku balimo tinggalah mangku panggumi pada suli putih adalah dengan karang setianya muka lalulah kepada selang raya muka lalu
(7) kepada balam bekembar kemudian daripada itu daripada selong raya lalu kepada tanah bers (atau l?) ala(i)k muka lalu ke taman li(atau m?)ar
(8) maka lalu kesebi kuning muka lalu kelubuk bakang (atau gong?) bersua dengan riya muda muka lalu pada kepayang padi dari situ muka lalu ke bukit…………..
(9) di bukit……………………….
………………………………
212. Surat bertulisan Melayu pada kertas
Bunyinya menurut salinan guru Abdulhamid daripada surat asli, yang sudah diperbandingkan dengan gambarnya (No. B 57).
Hijrat al-Nabi salla llahu ‘alaihi wasallam seribu dua ratus enam tahun alif pada selikur hari bulan Sa’ban pada hari Ahad pada waktu tengah hari, dewasa itulah Pangeran Temenggung kebal di bukit memberi cap serta piagam kepada dupati (gelar depati itu sudah dihapuskan dan diganti dengan: yang betigo tanah Cupak dan Dipati Serah Bumi dan Dipati Suka Barajo dan Dipati Mangku Bumi) dengan kembar dengan rakannya, dengan merah dengan mentinya, dengan anak jantan dengan anak betinanya, pertama-tama yang diicak diicanya dalam dusun Cupak, ke hilirnya singgan Tanjung Dalam dan ke daratnya ulu Neri perbatasan Dupati Serah Bumi (tambahan: Sirah Mato) dengan Dupati Sanggaran Agung. Dan lagi ke hulunya singgan bukit Gedang………..lalu ke Gunung Bukuk, lalu ke Songsi Kuning, dari situ lalu Batu Tabuh, lalu ke Bukit Gaung Rimau, dari situ lalu ke hulu Sungai Lampeni, dari situ lalu ke Pematang Kesik, dari situ lalu Palis Putih, dari situ lalu ke Lubuk Buntar. Dan lagi perbatasan dengan orang Tanjung Tanah kebaruhnya singgan Balam Bekembar, dari situ lalu kesilang Raya, dari Silang Raya menuju muara Sungai Napan, dari situ menuju Bintung Berpintu, dari situ menuju Lubuk Bagung perbatasan dengan orang Tanjung Tanah. Sehulu sehilirnya selupak sedaunnya, seekor ikan sehelai daun kayunya, melainkan Depati Serah Bumi serta dengan Depati Suka Barajo serta Depati Mangku Bumi yang empunya tanah itu.
Barang siapa mengada manidakkannya, yang mengadakannya boleh rahmatlah nya, yang menidakkannya kena kutuk Pangeran Temenggung kebal di bukit. Hanya berhutanglah, yang kecil berhutang kecil, yang besar berhutang besar adanya.
Adapun yang menyuratnya Encik Lajim menyuratnya ini, di hadapan Jenang serta dengan Depati Lubuk Kuang(?) serta dengan Ngabi Kukus. Adapun yang menaruhnya piagam ini du- piagam ini dupati (gelar depati itu sudah dihapus dan diganti dengan: yang betigo selamat2 dengan berkat rajo yang asli) itulah adanya tempat. Adapun menyurat ini di tanah Muara Mesumai adanya.
213. Surat bertulisan Melayu pada kertas.
Gambarnya (No B 57) kurang terang. Bunyinya menurut salinan guru Abdulhamid daripada surat asli:
Kauluhu lhakku walau kana……………………..
Adapun piagam dipati yang betigo bersamaan sama tua, sama muda, bagi piagam berganti-ganti menaruhkan dia, kembali kepada orang yang lain.
Adapun menaruhkan dia Dipati Serah Gumi, hilang Dipati Serah Gumi kembali kepada Dipati Suka Barajo menaruhkan dia, hilang Dipati Suka Berajo kembali kepada Dipati Mangku Bumi. Jika mati Dipati Suka Berajo dahulu, Dipati Mangku Bumi dahulu menaruhkan dia. Jika hilang seseorang dipati, melainkan tiga, tetap yang dua lurah yang menukul canang. Jika seseorang dipati dipati tiada hendak mengembalikan dia, tutuk giliran, kereh dikekuk, digaduhkannya tiada hendak mengeluarkan dia, inya luka tiada berpapas, mati tiada berbangun, nya diakukan(?) tuanku masing2 yang menyurat akan tamba ini, nya dikutuk Pangeran Temenggung kebal di bukit, nya dikutuk dipati yang betiga yang menaruh piagam ini. Tammat.
214. Buku kecil daripada kertas Jawa (daluwang).
Tulisannya huruf Jawa Lama; dua halaman tulisan rencong. (lihat gambar No. 29)
Disalin oleh Tuan Dr. Purbacarakan. Ejaan seperti No. 188. Dua lembar kertas sudah terlepas dari pada buku itu. Kupanya kedua lembar itu asalnya satu lembar saja. Kertas daluwang itu diperbuat daripada beberapa lapis daun yang dipukul menjadi satu, jadi mungkin juga kalau daluwang itu basah, maka lapisnya itu terpisah lagi. Lembar yang pertama, yaitu (kalau betul dugaan saya tadi) halaman no. 1 daripada buku itu, sudah terlalu robek, sedikitpun tidak terbaca lagi hurufnya.
Halaman 2:
…………………………….
…..çri…ka…satita………………..
masa wesaka // ……………………
.. ong // .. // jyasta masa titi
kresnapaksa // ,. //diwasa…
pduka sri maharaja karta………..
çri gandawangça mradanamaga…
….saka………………kartabe……
Halaman 3:
anugraha at..sang…kamtta
nrang pda mandalika di bumi kurinci…
si lunyjur kurinci, maka ma….
ha sanapati prapatih samaga
t prabalang-balangngan disa pra…
di s..idangnga desa hallat…
hallat di desa pradesa ba
nwa sahaya, jangan…………..
Halaman 4:
pda dipatinya yang surang-surang………..
barang tida … da pda dipati, dwa ta
hil sapaha dandanya // sadang
panghulunya bahawumman tyada
ya manurunni, tyada ya manuruni
pahawumman, mangada …kah ka
lahi, didanda satahil sapa
Halaman 5:
ha // jaka balawannan kadwa sama
kakanda kadwa // punarapi jaka ma
ngannakan judi jahi, yang adu mra…
danda satahil sapaha, yang ba
judi kadanda satahil sapaha su
rang-surang, gaggah rabut dirampassi ma
lawan mangunus karris …………….tu
mbak bunuh / mati bala……ngaka
Halaman 6:
da dusun nurang dunungngan … rati
maling manyamun dyangkatkan nurang
managih marusak rumah o
rang maling rusuh cangkal b..tupa
banwakan, sanggabumikan bunuh
anaknya trenyata panjing ke dalam
saparu lawan dipati yang dunungngannya
didanda dwa tahil sapaha // pu
Halaman 7:
narapi jaka orang mangat pao
cap wurang dipiraknya olih orang
orang yang mamagat, didanda satahi
l paha // .. // punarapi barang mangu-
bah sukattan gantang cupak ka-
tiyan, kundre bungkal pihayu
didanda satahi sa(pa)ha barang
manunggu orang tida tang amat
Halaman 8:
pda panghulunya orang yang ditunggu
mangadakan rannyah baribin di-
danda satahil sapaha yang
manyuruh pwan sama dan-da kaowa, ba-
rang mamagang orangtandangbartah… mahu-
lukan judi jadi sabung maling, ba-
rang mamagang didanda satahil sa-
Halaman 9:
paha //..// barang orang nayik ka
rumah orang tida ya barsarru barku-
wat barsuluh, bunuh sanggabu-
mikan salah ta olih mamu-
nuhsanggabumikan oleh dipa-
ti barampat suku, sabu su-
k…. sabusuk tida
Halaman 10:
mamunuh //..//maling kambing ma-
ling babi danda sapuluh mas, ma-
ling anjing lima mas, anjing ba-
saja, maling anjing mawu sapuluh
mas, anjing dipati pwan sakya-
n // anjing raja satahil
sapaha // maing hayam sa-
Halaman 11:
haya orang bagi as pulang duwa //
hayam bannwa sikur pulang tiga //
hayam kutra bagi sikur pulang lima //
hayam dipati ayam anak
cucu dipati bagi sikur pulang tujuh//
hayam raja bagi sa pulang dwa
kali tujuh // hayam banwa lima
Halaman 12:
kupang, hayam pulang manikal //
hayam putra tangngah tiga mas //
hayam hanakcucu dipati ha-
yam dipati lima mas // haya-
m raja sapuluh mas // barang ma-
ngiwat orang, da dandanya satahi-
l sapaha , orang pulang sarupanya //
Halaman 13:
jaka orang tandan bajalan basaja,
bawa minam makan lalukan // ba-
rang syapa orang mambawa atnya pa-
njalak pasunguhhi hantar tati du-
sun, pakamitkan olih orang pu-
nya dusun // maling tuwak di datas
di bawah didanda lima mas //
Halaman 14:
maling bubu, bubu ditimbuni pa-
di sipanuhnya, jaka tidak tarisi
limamas dandanya // barang mangubah
panycawida, didanda lima tahil
sapaha // barang bahilang orang mata
karja yang purwa, sakati lima danda-
nya // .. // barbu // barang syapa ba-
Halaman 15:
rbunyi dusa sangkita, danda dwa ta-
hil sapaha // maling tapbu dipi-
kul dijujung digalas, lima ku-
pang dandanya// jaka dimakan dipaha-
nynya tanamannya tanamkan, saba-
tang di kiri sabatang di kanan dikapi-
t, diganggam sabatang di kiri
Halaman 16:
sabatang di kanan .. dibawa pu-
lang tida dusanya makan tabu itu
maling birah kaladi hubi tuba
dipahamba dwa puluh dwa lapan hari,
tida handak dipahamba, lima mas
dandanya // maling bunga sirih pinang orang
atawa sasanginya, dwa puluh dwa lapan ha-
Halaman 17:
ri d(i)pahamba, tida handak dipaha-
mba lima mas dandanya // maling padi sata-
hil sapaha dandanya // maling hubi
bajujungngan lima kupang, yang tida bajujung-
ngan lima mas dandanya // maling tallu-
r hayam itik prapati ditumbu-
ktujuh tumbuk lima tumbuk orang ma-
Halaman 18:
nangah-i, dwa tumbuk tuhannya mukanya
dihusap dangan tahi hayam tida ta-
risi sakyan tangah tiga mas dandanya //
maling isi jarrat, anjing sikur ya piso
rawut sahalai dandanya // maling
pulut isi pulut langnga satapai-
yan dandanya, tida tarisi tangah tiga
Halaman 19:
mas dandanya // maling kayin, ba-
bat baju distar pari rupanya,
sapuluh mas dandanya // maling basi
babajan lima mas dandanya // maling
kuraisani lima mas //maling la-
baja tupang, sapuluh mas dandanya, ti-
da tarisi dibunuh // orang maru-
Halaman 20:
gul si dandanya // orang maragang dwa ta-
hil sapaha, tida tarisi sakya-
n dibunuh // maling hampangan
tuwak saparah odang sadulang biyu-
ku sikur, babi hutan sikur
tida tarisi sakyan sapuluh mas
dandanya // maling takalak panyali-
Halaman 21:
n hijuk lima kupang // panyalin
mano rutan lima mas // panya-
lin hakar sapuluh mas // maling a-
ntilingngnan lima mas // maling puka-
t jala, tangkul, pasap, tal.a-
y, gitrang. lima mas dandanya, mamba-
kar dangau, babinama dangu paka-
Halaman 22:
rangan orang, babinasa talla le-
nay panaleyyan nurang, ha-
tap dinding lantai rangau, lima mas danda-
nya // punarapi jaka bahutang mas
pirak riti rancung kangca tambaga si-
lamanya batiga puhun // singgan
sapaha hayik mas manikal //
jaka bahutang barras padi, jawa, ja-
Halaman 23:
gung hanjalai, dwa tahun katiga ja-
mba barruk, labih dwa tahun katiga
hingganya manikal // punarapi
jaka orang mambawa parahurang, ti-
da disalangnya, hilang pacah binasa,
dwa mas dandanya // jaka ya disallang …
hilang ta ya pacah binasa saraga
Halaman 24:
nya bayir bali, jaka tida silihhi
sarupanya // tida ya…………………..
liwat dari janjang, tuwak sata……….
n hayam sikur kapulangannya //
biduk pangayuh galah, kajang la-
ntai pulangan, itu pwan sakya-
raknanya // punarapi jaka orang
Halaman 25:
tuduh manuduh, tida saksinya, ti-
da cina tandanya, adu sabung, barang
tida handak sabung jalahkan //
penarapi jaka orang mabuk pan-
ning salah langkah salah kata salah ka(?)-
kakappan, mambayir sapat sica-
ra purwa // punarapi jaka orang ba-
Halaman 26:
dusa sangkita hiram tallihnya,
ballum ta(ng?) suda pda da(pa)ti, dapattan
ta olih jajanang, kanna danda tamu(?)-
wa dwa kali sapaha, sapaha
ka dalam, sapaha pda jajanang
lawan dipati // dipagat olih ma-
ntri muda di luwar hinggan tangngah tiga
Halaman 27:
mas tida jajanang dipati barulih
// jaka baralahhan lima mas samas pa-
s ka datas batahhilan, dwa ma-
s parolihan dipati // punarapi pda
bannwa // pda sahaya sapuluh tang-
ngah tiga mas sipattanynya sapu-
Halaman 28:
luh mas pda di(pa)ti tangngah tiga
mas pda orang punya anak // ban-
a jaka ya bapungutkan hanak
nya, dipati dipanggil dahulu
bakarja pda dipati, jaka dipati ku-
diyan olih bakajakan hana-
k didusakan, sakyan ta bunyi-
Halaman 29:
nyatnya titah maharaja dra-
mmasaraya // yatnya yatna sidang ma-
hatnya sa-isi bumi kurinci
si lunju kurinci // sasta li-
kitang kuja ali dipati di-
waseban di bumi palimbang di ha….
dappan paduka ari maharaja dra-
Halaman 30:
mmasraya //&// .. // barang salah
silitnya, suwasta olih sidang ma-
hatmya samapta //&//
pranamya diwang çri samaleswarang
aum // pranamya çri sadiwam, trelu-
kyadipati stutim, nanadattru(?)
Halaman 31:
dretang waki tnitri satrasamuksaya
m// .. // // pranammya
nama, tunduk manyambah, sirsa na(ma) ka-
pala, diwa nama diwata, tre nama su-
rga damya pratala, dipati nama la-
bih dreri pada sakalliyan
nama nama banyak, dretang na-
Halaman 32:
ma yang dikatakan, sastra na-
ma yang sastra, samuksayam nama
sarba sakaliyan // & // . //
ini saluka dipati ///
Tulisan rencong dua halaman:
Halaman 33:
………………………………
………………………………
………………………………
dangan mabuka ki(wa?)ka layang………….
mah…………………..maka kita baca duwa…
m tujuh………………..juh kali si(?)
yang tujuh kali malam baca da-
ngan sacilas diri danga-
Halaman 34:
n sukacita cuci diri dan
sukacitahan hastari
kita, sahaya kita sakaliyan
sa…marabaya kita …ranak
kita barang siyapa nayapa………
danya du…wa hini………………
guri hahu gara ‘allah hu-
wa huwa nallah &//
215. Buku undang-undang, tulisan Melayu. Kertas biasa.
Bismillahi rrahmani rrahim.
Ini surat titah Pangeran di dalam undang2 kepada segala depati di dalam tanah Kerinci tatkala Raden Temenggung dititahkan duli Pangeran (na)ik Kerinci menetapkan hamba ra’yat duli Pangeran hina dina. Maka datang ke Kerinci maka Raden Temenggung duduk di dalam Sanggaran Agung. Tatkala itulah Raden Temenggung menyurat u(n)dang2 ini. Barang siapa tiada mengikut seperti kata serta yang di dalam u(n)dang2 akan pakaian segala depati yang di tanah Kerinci ini. 2. Inilah bunyinya di dalam u(n)dang2.
Jikalau tiada menurut hukum depati di dalam dendanya duwa tahil sepaha liati terrupanya denda itu. Jika orang berbantah mangamun memaki/tiada dilawaninya oleh orang yang dipemaki itu, hukumkan tengah tiga emas memeri kepada yang dipemaki itu, maka dendanya lima emas. Jika balas dibalas datang kepada keras sebelah menyebelah sama jahatnya jikalau sama seorang maka yang melukai memeri pa(m)pas liyati terrupanya luka itu didendanya setahil sepaha. Jikalau sudah disapih maka ia mulai perbantahan atawa ia mendatangi ke rumah maka yang empunya rumah tiada melawani maka membari ia (pesumangar?) kepada yang empunya rumah itu. Jika sedikit orang jika didatangi mengikut kepada yang sedikit jika sedikit orang yang menda(ta)ngi mengikut kepada yang segala kita (?) itu hukumnya sepuluh emas kepada seorang adapun akan dendanya setahil sepaha walih kepada orang yang didatangi itu. Jikalau seorang luka seorang mati maka luka itu bangunnya akan pa(m)pas orang yang luka itu sekira-kira luka itu. Jika tersapih mendatangi pula ke rumahnya atau memarang tanam-tanaman atau menyiar membakar rumahnya, maka dilawaninya oleh orang yang empunya jika mati yang mendatangi tiadalah berbangun jikalau tiada beroleh pa(m)pas: jikalau yang didatangi itu (mati) beroleh bangun jikalau luka bero(leh) pampas, adapun dendanya duwa tahil sepaha; jikalau tiada ia mati tiada ia luka hukumnya separo yang dahulu itu. Jikalau orang disapih orang, luka yang menyapih itu, beroleh pa(m)pas,jika mati orang yang menyapih beruleh bangun, akan dendanya duwa tahil sepaha akan dendanya orang yang melukai. Jikalau orang berbantah dengan perempuan orang hukumnya sepuluh emas dendanya setahil sepaha. (gerak cangkal (? jago?) dengan perempuan orang bunuh oleh depati karena orang itu olat bumi kepada Allah tiada diperlakukan).
Jikalau orang berhutang maka digagahinya oleh orang yang empunya hutang tiada hendak membayar maka ia memeri tahu kepada depatinya menanti (?) hukum kepada depatinya akan mengeluarkan harta orang itu; jikalau tiada ia menurut hukum depati, depati yang menarik sekira-kira banyak utangnya itu tahan oleh depati gadai?) emas depati itu, adapun sudah terbit emas itu kembalikan kepada orang empunya emas itu karena orang itu akan dendanya duwa tahil sepaha orang itu melawan hutang. Jikalau orang dagang diam di rumah orang jika ia kemalingan tiada orang empunya rumah sama kemalingan dindingnyapun tiada terbuka, jikalau ada terbuka atau lantainya terbuka atau harganya ada sama hilang jikalau tiada kehilangan dendanya dua tahil sepaha. Jikalau hukum orang berhuma atau bersawah dalam negeri itu ka(n)dang seperti ndat kandang kerbau itu jika tiada hendak mengandang padinya tiada berbeli jika ada kandangnya itu dimakannya padi itu oleh kerbau dibayar beli padi orang itu jika yang dimakannya padi orang itu kembali kepada orang yang empunya emas. Jikalau orang jikalau depatinya musyawarat jika tiada ia mau berhimpun dendanya setahil sepaha; jika ia melawan mengunus senjatanya rampaslah segala depati dengan menterinya.
Jika orang maling mencuri atau menyamun himpunkan orang di dalam negeri dengan depati yang tujuh; jika tiada ia hendak mau dihukumkan oleh segala depati yang tujuh bunuh rampas oleh depati itulah yang sanggabumi. Jika menunggu managih orang berhutang tanyakan pada penghulunya dalam negeri itu; jika ia berbantah atau mengamun memaki orang itu yang menunggu ………… dendanya setahil sepaha emas menikal. Jika orang tandang atawa bere(n)-tah orang siang juko pemaling datang ke negeri kita jika cangkal (jangka?) bu?dinya suruh ia kembali, jika tiada hendak kembali bunuh oleh depati. Jika orang datang malam tiada ia berseru atau tiada bersuluh bunuh orang itu sanggabumi namanya himpunkan orang dalam negeri sama dengan orang memitas memanggil dengan orang petanah bunuh oleh depati yang tujuh. Jika memaling kambing atawa memaling anjing basaja dendanya sepuluh emas harganya kembali kepada yang empunya; jika anjing raja atau anjing depati dendanya setahil sepaha; jika tiada bercina atau tiada bertanda digagahinya adu sabung oleh depati akan dendanya dua tahil sepaha akan dendanya.
Jika memaling ayam sahaya orang tengah tiga emas akan dendanya ayam pulang menikal. Jika memaling ayam orang banyak lima emas akan dendanya ayam pulang manikal. Jika memaling ayam raja setahil akan dendanya ayam pulang menikal. Jika ayam depati anak cucu depati denda sepuluh emas ayam pulang menikal. Jika memaling telur ayam dendanya sepuluh emas akan dendanya.
Jika memanggil orang minum makan tiada ia memohon pulang jika ia luka (lari?) mati tiada berbangum luka tiada berpapas jika…………hantar pulang ke rumahnya. Jika orang memalik tuak di atas atau bawah akan denda lima emas akan dendanya; jika haus minum serukan tujuh kali seba(n)tah2 berseru. Jika orang memaling padi sepuluh emas akan dendanya. Barang siapa pohon …………. akan dendanya dua tahil sepaha. Jika memaling tebu dipikul (er staat p.ngkul) atau digalasnya atau dijunjungnya lima kupang akan dendanya, jika ia tiada mau menebang maka hambil daun tebu itu dua puluh helai sunsang kapit kepadanya helakan oleh orang yang tujuh.
Jika orang memaling hubi birah keladi di pohonnya empat puluh hari kita peryamba lima emas akan dendanya. Jika orang memaling bunga atau sirih pinang dua lapan puluh hari kira perhamba jika tiada mau diperhamba lima emas lima kupang akan dendanya. Jika orang memaling padi setahil sepaha akan dendanya. Jika orang memaling tuba becincang (berjunjung?) atau hubi lima kupang akan dendanya jika orang tiada berjunjung (?) lima emas akan dendanya. Jika orang memaling telur itik depati tumbuk tujuh tumbuk lima tumbuh orang yang banyak dua tumbuk dua tumbuk, mukanya dihusap dengan tahi ayam, tiada ia hendak sepuluh emas akan dendanya. Jika memaling jerat anjing pisau raut sehelai akan dendanya ……………… akan dendanya, jika tiada terhisi tengah tiga emas akan dendanya. Jika orang memaling kain bebat baju destar kita liat terrupanya sepuluh emas akan dendanya. Jika kersani lima emas akan dendanya. Jika besi memila baja tumpang setahil sepaha akan dendanya. Jika tiada terhisi dibunuh akan dendanya dua tahil sepaha. Jika orang orang memaling bubu hampangan tuak separah hedang sedulang piyuku seekor, jikalau tiada terisi sekaliannya itu sepuluh emas akan dendanya. Jika memaling takalak penjalinnya ijuk manau atau rotan lima emas akan dendanya jika penjalinnya akar sepuluh emas akan dendanya. Jika memaling m.n.til.ngan lima emas akan dendanya. Jika memaling pukat jala…………segala pekarangan sekaliannya itu lima emas akan dendanya. Jika memaling t.mah akan dendanya liat terrupanya akan dendanya sepuluh emas akan dendanya. Jika memakar dangau pekarangan atau ……… atau ……………..lima akan dendanya jika berhutang beras padi jagung hanjalai dua tahun ketiga jamba b.r.r.k jika lebih dua tahun ketiga yang lagi………………………Jika orang menyelang perahu atawa hilang atawa pecah tiada dipulangkannya bayar beli seharganya, jika tiada diselangnya perahu itu liat terrupanya akan dendanya, jika lewat daripada janjinya tuwak sepatayan ayam seekor pemulangannya.
Sebermula barang yang diselang yang menyelang menyelang jika berba(n)tah ………… biduk pangayuh galah kajang lantai p.langan itupun demikian juga harganya. Jika orang tuduh menuduh tiada bersaksa dan tiada bertanda dan tiada bercina maka hadu sabung oleh depati jika ia tiada mau menyabung alahkan oleh depati orang itu. Jika orang mabuk pening memaki mengamun membayar sepat. Jika orang bakarjakan anaknya kawin panggil depati dahulu serta dengan orang banyak jika dipanggil kemudian depati itu karena depati akan s.pat raja dalam negeri membayar sepat kepada depati tuak dua ayam dua kain sehelai. Yang perolehannya segala menteri yang banyak kepada anak mudanya emas belahan lima emas perolehannya segala menteri dan pemangku yang di bawah depati.
Kemudian daripada itu adapun hukum yang ditinggalkan Raden Temenggung di dalam surat undang2 di dalam Sanggaran Agung kepada depati yang banyak jika tiada hendak menurut hukum depati dendanya setahil sepaha liat terrupanya. Jika ia menengahkan kawi sengketa barang sutatu hukum depati tiada ia hendak mendengarkan hukum dialahkan oleh depati. Jika orang memaling tikar atau periuk ……….. terrupanya karena periuk dengan tikar akan perhiasan rumah akan dendanya lima amas. Jika orang sumbang salah mungupas merancang memitas memagang karena ia itu larangan raja dengan depati yang banyak bunuh karena orang itu olat bumi seperti orang menyembah berhala. A9Da) pun kepala mas yang sepaha di dalam undang2 ingatkan oleh depati seperti di dalam undang2 itu depati mengkubumi wallah.
216. Surat bertulisan Melayu pada kertas. Lihat gambar No. B 58
Cap: tidak terbaca.
Kauluhu lhakku lau kana…………….Inilah piagam Dipati Karto Gumi Nyata Negaro digaduhkan(?) dari pada Pangeran Temenggung Nyata Nagaro Karto Pati. Inilah yang tegaduh dalam piagam Dipati Karto Gumi Nyata Nagaro yang diingat yang dieningakan dalam piagam Dipati Karto Gumi Nyata Nagaro, sealu sealai, selap semakung, sereguk air sekepal tanah seekor ikannya sehelai daun kayu semerah sementeri itulah yang dipegang Dipati Karto Gumi Nyata Nagaro ingat akan latak raja dengan jenang, kusut busai, sarang beragih, salah belit buni(?) belit leluku bepampas, mati bebangun ingat akan jangan katai(?) jangan rekanan(?) dengan anak jantan anak betina itulah adanya.
217-222.
Enam helai surat bertulisan Jawa Lama pada daun lontar, ada yang berbahasa Melayu ada yang berbahasa Jawa. Salinannya belum siap (lagi diperiksa oleh tuan Dr. Purbacarakan di Betawi). (Lihat gambar No. 24).
223. Tembo bertulisan Melayu pada kertas
Tembo dusun Tanjung Tanah, Kerinci.
Bahwa inilah usul kita tatkala masa dahulu kemudian dari pada Rasulullah, anak Ratu sunan jawa mataram sembilan beradik, seorang bergelar Sultan ratu. Raja Paid. Sorang bernama Sultan Maraja Said, seorang bergelar Sultan Maraja Inang, seorang bergelar Sultan Maraja Salih, seorang bergelar Sultan Maraja Batu, seorang bergelar Sultan Maraja Bata, seorang bergelar Sultan maraja Bansu, seorang bergelar Sultan Karda Basi, seorang bergelar Sikh Abd. rahman.
Tatkala masa dahulu berparang dengan Teko Piaman berebut gedang. Kata Raja Tiko Piaman hamba dahulu turun di Pagaruyung. Kata Ratu Maharaja Paid hamba dahulu turun di pagaruyung, maka jadi parang, akan kalah Jawamataram, maka keluarlah ninik sembilan beradik itu maka larilah musuh semuanya, tinggallah rampasan yang banya’, adapun riyal dapatnya sebuah gedung lima hasta bujur sangkar dan meriam satu pupus penuh sebuah, itulah lagi arta itu tinggal di Jawa mataram, kemudian dari itu maka pikirlah nibik yang sembilan beradik itu hendak menjalang Pagarujung, maka berhentilah di bukit Saguntang2 kerna hendak melihat musuh kalau lagi akan datang, kamadian dari pada itu maka berjalan pula maka berhenti pula di Kato Raja, kamadian dari pada itu maka jadi kerjaanlah Sultan Maraji Said di Jambi, maka berjalanlah orang yang tujuh beradik itu, maka tinggal Sultan Maraja Said di Jambi itu, maka dimudikkanlah air Batang Hari maka lepaslah ke Pagaruyung. Kamadian dari pada itu maka berbaliklah di Pagarujung maka lepaslah ke Paliyang Padang Panjang lamahlah di situ, maka lepaslah ke Tebo Bungo, maka lepaslah pula ke hulu air diki maka dihilirlah pula air diki maka tibolah di muara air diki, bersuwo (bertemu)lah dengan air gedang maka dikembangkanlah tabir maka digelarkanlah batang air itu Batang Songai Tabir, maka pikir orang yang tujuh beradik itu, maka dimudikkanlah air Sungai Tabir itu maka tinggallah Sultan Maraja Batu itu, maka berjalan orang yang enam beradik itu maka sampailah ke Talun tinggi maka berdusunlah di situ maka tinggallah Sultan Maraja Besar di situ, maka berjalanlah orang yang lima beradik itu maka sampai ke hulu air itu tiada bulih lagi tempat mandi, karena air itu sudah kecil, maka pikirlah orang yang lima beradik itu maka disuruh tiong yang-g pandai berkata, maka terbanglah mencari jalan, maka kembali tiong itu maka berkata tiong hai Tuan? jikalau kita mudikkan juga air ini tibo pula kita di Pagaruyung, jikalau kita kirikan air ini, ada renah yang lebar, maka berjalan pulalah orang yang lima bersuwo (bertemu) pula dengan sungai gedang, maka berhenti pula di situ maka turun pula hujan gedang maka gedang air itu maka digelar sungai itu sungai gedang, maka kami berjalan pula dari situ bertemu pula dengan batu gedang maka berhenti pula di situ maka terus pula panas maka dikembangkan pula payung, maka digelarkan pula Batu Bapayung, maka berjalan pula kami dari situ bertemu pula kami dengan sungai bertumbuk tiga baik rupanya maka berdusunlah di situ karena banyak emas rupanya seperti kepinding lapar rupanya emas lekat dinapan rupanya maka digelarkan dusun ulu Kalinding lama pula dari situ maka berjalan Sultan Maraja Inang, maka bertemu hulu air Hiang, maka dihilirkan air itu, adapun anaknya Sultan Maja inang itu Petinggi emas Indar Jati yang membawa Tiong Pandai berkata Adapun Sultan Maraja Salih dua beradik dengan Temenggung Kertapati, berjalan maka bertemu pula air Kinci maka dihilir pula air itu. Kemudian dari itu maka berjalan pula Sultan Marajo Bangsu, Sultan Karda Besi, Siah Abd. Rahman. Adapun anaknya Sultan Marajo Bangsu Kertam Batu, Adapun anaknya Sultan Karadan (Karanda) Besi namanya Naai, anaknya poyang ruwanti. Adapun Sikh Abd. Rahman Tunggah raja nama anaknya, maka berjalanlah pula ketiko itu. Adapun Sultan Marajo Bangsu turunlah ke bukit kudeng, dari bukit Padang maka berdusunlah pula Kayuaro tungkat. Adapun Sultan Keranda Besi dengan Sikh Abd. Rahman maka turunlah ke batu gedang, dari situ maka bertemu dengan air Tanjung maka dihilirkanlah air itu maka berdusunlah pula dusun Tanjung, lamalah pula dari situ maka berjalan pula orang dua beradik itu maka berdusunlah pula sungai napan, lamalah pula dari situ maka berjalan pula Sultan Keranda Besi, maka Sich Abd. Rahman tinggallah di situ. Sultan Keranda Besi bersuwalah (bertemu)lah dengan tanah bertanjung maka melihatlah ilir mudik maka tampaklah danau dengan rendah, maka digelarlah dusun Tanjung Tanah.
Adapun isterinya dayang ruwanti, anak beliyaw seorang begelar Naai, seorang bergelar Raja Masail, seorang bergelar Raja Temenggung, Raja Masail dengan Raja Temenggung tinggallah ke dusun Talang Batu Besar. Adapun Naai mengadakan sejambi, Sajambi mengadakan Dayang emas. Dayang emas mengadakan Kembang genap, Kembang genap mengadakan sediwi. Sediwi mengadakan kembang dua, Kembang dua mengadakan Seman gl. Depati Mangku Bumi mengtar alam
Disalin dari asal mulanya dari tambo kami.
Disalin oleh Haji Saibi gl. Depati Mangku Bumi mengtar alam.
Tambahan Bab. G. (Mendapo Seleman)
Pusaka yang tidak bertulisan, disimpan oleh Depati Talam, dusun Tanjung Tanah:
beberapa helai kain lama.
1 tongkat.