oleh Uli Kozok, 4 Agustus 2016
Australia, Eropa, Amerika — Dibandingkan dengan Afrika atau Asia ketiga benua tadi masih lebih bergengsi sebagai pusat teknologi dan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu maka ada ratusan berkala “ilmiah” yang menghiasi jurnalnya dengan mengibarkan embel “American”, “European”, atau “Australian”. Ternyata banyak di antaranya bukan diterbitkan di Australia, Eropa atau Amerika melainkan di Bangladesh, Pakistan, Iran, atau India, dan tujuannya tidak untuk memajukan ilmu pengetahuan melainkan semata-mata untuk mencari uang.
Prosedur yang makan waktu dan biaya seperti menyediakan proses pemeriksaan, pengeditan dan peninjauan kembali artikel (peer review) kerap diabaikan. Demi menjamin mutu, angka penolakan pada jurnal yang terkenal berkisar antara 15 dan 60% sedangkan jurnal abal-abal cenderung menerima artikel apa pun. Betapa pun jeleknya artikel akan diterima setelah uang penerimaan artikel dibayar. Jurnal seperti itu patut disebut jurnal pemangsa (predatory journals) – istilah yang diciptakan oleh Jeffrey Beall.
Dalam artikel berjudul Jurnal Pemangsa: Jurnal Negara Berkembang (DRPM gazette 6 (03), 2013) Terry Mart menunjukkan bahwa sekitar 81% artikel pada jurnal pemangsa ditulis oleh peneliti yang berasal dari negara berkembang. Dan para peneliti dari negara berkembang yang ingin menerbitkan artikel pada jurnal internasional akan mencari embel-embel Amerika, Eropa, atau Australia dengan harapan bahwa jurnal itu terpandang. Pada umumnya mereka ditipu karena jurnal berembel Australia itu ternyata dikelola di Bangladesh.
Berikut ini beberapa contoh jurnal pemangsa yang mengibarkan embel-embel Amerika, Eropa, dan Australia, tetapi sesungguhnya dioperasikan oleh orang Bangladesh:
Embel-embel “Amerika” dimanfaatkan oleh American International Journal of Science serta American Research Institute for Policy Development. Kedua jurnal didaftarkan di Dhaka oleh seorang warga Bangladesh yang bernama Md. Mamin Ullah, sedangkan embel-embel “Eropa” dimanfaatkan oleh warga Bangladesh Mohammad Mamun-or-Rashid dan Dr. Moinuddin Sarker yang mendirikan European Union Research Publishing (eurpub.com) dengan sekitar 500 (lima ratus) jurnal yang semuanya bernama European Open … Journal.
Selain daripada menggunakan embel-embel Amerika, Eropa, dan Australia, embel-embel “International” juga acap dimanfaatkan oleh jurnal pemangsa. Misalnya oleh International Journal of Science Arts and Commerce yang juga diregistrasi di Dhaka, Bangladesh. Putu Mahardika Adi Saputra, lektor di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya menjadi salah seorang anggota editorial board jurnal abal-abal tersebut. Mungkin karena beliaulah maka jurnal pemangsa ini diminati oleh dosen Universitas Brawijaya. Mutunya tentu bukan mutu internasional: jurnal IJSAC malahan menerima artikel oleh dosen Universitas Brawijaya dengan judul yang serba kacau seperti “The Communication Patterns of Teachers in Inclusion School Based Theory of Dialetics Relaksional”.
8 Jurnal Pemangsa “Australia”
Embel-embel “Australia” dimanfaatkan oleh Shafiqur Rahman alias Shafik Rahman. Identitasnya tidak jelas, tetapi menurut dugaan kami Shafiqur adalah warga Bangladesh yang kini mengajar di salah satu perguruan tinggi di Oman. Ia mendirikan delapan jurnal yang sangat diminati oleh dosen Indonesia. Jurnal tersebut akan menjadi topik pembahasan utama tulisan ini.
Journal of Hydrology and Environment Research (JHER)
Pada bulan April 2013 Shafiqur Rahman untuk pertama kali mengelola jurnal abal-abal ketika ia mendirikan Journal of Hydrology and Environment Research (JHER) dengan subjudul An International Peer Reviewed Journal Published from Australia. JHER – mungin sengaja – diberi nama yang mirip dengan berkala ilmiah bermutu tinggi Journal of Hydro-environment Research yang diterbitkan oleh Elsevier.
Ketika dicari di WHOIS ternyata JHER diregistrasi tanpa nama, tetapi pasti dimiliki Shafiqur Rahman karena dari segi desain maupun isi JHER dan ACRD hampir identik. Bedanya hanya pada warna: JHER menggunakan desain biru sedangkan ACRD berwarna kuning.
Australasian Center for Research and Development (ACRD)
Pada bulan Februari 2016 Shafiqur menggunakan JHER menjadi patron untuk mendesain Australasian Center for Research and Development (ACRD). ACDR menjadi payung bagi lima berkala ilmiah yang masing-masing menggunakan domain sendiri: Australian Journal of Accounting, Economics and Finance (AJAEF), Australasian Journal of Business, Social Science and Information Technology (AJBSSIT), Australasian Journal of Islamic Finance and Business (AJIFB), Australasian Journal of Law, Ethics and Governance (AJLEG), dan Australia and New Zealand Journal of Social Business, Environment and Sustainability (ANJSBES).
Australian Academy of Business Leadership
Australian Academy of Business Leadership (AABL) diregistrasi pada bulan Februari 2015, akan tetapi kedua jurnal yang dioperasikan di bawah payung AABL baru diregistrasi pada bulan April 2016, yaitu Australian Academy of Business and Economics Review (AABER) dan Australian Academy of Accounting and Finance Review (AAAFR). Penamaan kedua jurnal agak aneh karena tidak lazim sebuah jurnal dinamakan Academy. Ketiga domain diregistrasi oleh Shafiq Rahman yang, menurut dugaan kami, identik dengan Shafiqur Rahman karena baik AABL maupun ACRD didesain oleh perusahaan yang sama yakni sbsoftcodings.com.au (pranala mati). Kantor AABL diberi alamat 8a Erica Lane, Minto, NSW 2566, Australia, tetapi bila dicari di Google Map ternyata di alamat itu tidak terlihat gedung perkantoran melainkan rumah penduduk.
Selain menerbitkan jurnal, AABL juga mengadakan konferensi. Walaupun konferensi diselenggarakan di Australia dan dikelola oleh Australian Academy of Business Leadership biaya konferensi $450 tidak boleh dibayar dengan dolar Australia tetapi harus dibayar dengan dolar Amerika – karena, menurut dugaan kami, pemilik AABL memang tidak tinggal di Australia melainkan di Oman.
Kesimpulan
Jurnal-jurnal yang dikelola Shafiqur Rahman layak disebut jurnal pemangsa. Para peneliti yang menyerahkan artikelnya ditipu dengan embel-embel Australia yang palsu. Selain itu kedelapan jurnal yang disebut di atas tidak memenuhi standar minimal, dan memperlihatkan hampir semua kriteria bagi jurnal pemangsa:
- Tidak ada satu pun jurnal yang terdaftar di Directory of Open Access Journals. Apabila ada jurnal open access yang tidak terdaftar pada DOAJ maka hal itu dapat berarti a) bahwa jurnal masih sangat baru sehingga belum sempat didaftarkan, b) luput dari perhatian DOAJ, atau c) memang tidak dimasukkan karena DOAJ tidak mendaftarkan jurnal pemangsa.
- Di antara jurnal piaraan Shafiqur Rahman baru Australian Academy of Business Leadership yang masuk daftar hitam Beall’s List of potential, possible, or probable predatory scholarly open-access publishers. ACRD belum masuk daftar Beall karena baru diregistrasi tahun 2016 sedangkan domain aabl.com.au sudah diregistrasi pada Februari 2015. Pada tanggal 4 Agustus 2016 penulis (Uli Kozok) meminta kepada Jefferey Beall untuk memeriksa baik ACRD maupun JHER untuk memasukkannya kepada daftar hitam jika perlu.
- Pemilik atau pengelola jurnal tidak disebut. Hal itu dilakukan agar tidak diketahui bahwa pengelola berasal dari Bangladesh. Para langganan sengaja dikelabui agar tetap percaya bahwa jurnalnya dikelola dari Australia.
- Jurnal-jurnal yang disebut di atas tidak memiliki Impact Factor ataupun Scimago Journal Rank, dan tidak dilengkapi dengan DOI
- Menurut author guidelines seharusnya ada peer review. Salah satu tugas utama daripada seorang reviewer ialah memastikan agar artikel yang ditulis bukan plagiat dan tidak pernah dibublikasikan di tempat yang lain. Artikel yang berjudul The Key Factors in Determining the Successful of Female Enterprise Receiving KUR Product: Case Study of BRI Unit, Medan, Indonesia oleh Weni Hawariyuni di AABER 2 (3). hal. 208-233 pernah diterbitkan di Journal of Emerging Economies and Islamic Research (JEEIR) 2 (1) dengan judul The Determinants of The Success of Microenterprise: A Case Study of BRI Clients in Medan City, Indonesia. Walaupun kedua artikel tidak 100% sama dan menggunakan judul yang berbeda, sebagian besar isi identik. Selain daripada itu, seorang peer reviewer mustahil akan meloloskan artikel dengan judul seperti “Key Factors in Determining the Successful [sic!] of Female Enterprise”.
Australian Academy of Business and Social Sciences (AABSS)
Mengapa lembaga ini disebut “Australian Academy” tidak jelas sebab hanya 3% dari seluruh artikel yang dipublikasikan oleh AABSS berasal dari peneliti Australia sementara hampir 60% berasal dari Malaysia. Semua peneliti penulis artikel lainnya berasal dari negara berkembang: Bangladesh dan India (masing-masing 6%), Indonesia, Oman dan Thailand (masing-masing 4%) dan sisanya dari Arab Saudi, Kroasia, Nigeria, Pakistan, Sri Lanka, Trinidad dan Tobago, Uni Emirat Arab serta Yaman. Selain menerbitkan dua jurnal, sumber penghasilan utama AABSS berasal dari konperensi yang mereka selenggarakan. Menurut Jeffrey Beall AABSS adalah jurnal pemangsa. Saya setuju. Professor Susan Freeman dari University of South Australia disebut sebagai anggota advisory board. Ketika saya email beliau, katanya: “I am not aware and nor can I remember ever being invited to the position or ever asked to make any comments or decision on anything related to the journal or organisation. […] Will email them and ask them to remove me!”
Tulisan Lain oleh Uli Kozok
http://ipll.manoa.hawaii.edu/internal/documents/predatory-publishers/
http://ipll.manoa.hawaii.edu/blog/12046/6-predatory-journals/
http://ipll.manoa.hawaii.edu/internal/documents/predatory-publishers/ijar-azerbaijan/
http://ipll.manoa.hawaii.edu/internal/documents/predatory-publishers/sarwoko-mangkoedihardjo/